Jenis Material untuk Atap
Atap
adalah salah satu bagian rumah yang paling terlihat dari luar dan sangat
menentukan penampilan rumah. Selain itu, atap berperan melindungi isi rumah
dari panas, dingin, hujan, angin, dan pengaruh cuaca lainnya. Rumah sebagus apa
pun kalau atapnya bocor tentu akan membuat pusing pemiliknya. Karena itu,
penting sekali untuk memilih jenis atap yang tepat untuk rumah Anda.
Ada banyak pilihan bahan untuk atap rumah. Produk-produk baru
selalu bermunculan untuk menggantikan yang lama dengan material yang lebih
unggul dan memenuhi tuntutan teknik dan estetika bangunan baru. Berikut adalah
beberapa jenis bahan untuk atap rumah yang paling populer. Ingatlah bahwa tidak
semua bahan cocok untuk rumah Anda dan masing-masing memiliki keunggulan dan
kelemahannya sendiri.
1. Sirap
Sirap
biasanya dibuat dari kayu besi/kayu ulin tua yang tahan cuaca. Setiap
lembar sirap memiliki warna, lebar, ketebalan dan potongan yang unik sehingga
terlihat alami. Sirap juga membuat rumah terasa sejuk karena tidak menyerap
panas dan memberikan sirkulasi udara yang bagus bagi atap.
Namun, sirap memiliki beberapa
kelemahan:
- membutuhkan perawatan dan perbaikan teratur agar bisa bertahan lama. Pelapukan dan serangga dapat memperpendek usia sirap.
- lebih sulit dipasang dibandingkan dengan genteng sehingga kualitas atap sirap sangat tergantung pada kecakapan tukang yang memasangnya.
- rentan terhadap bahaya kebakaran bila tidak diproses dengan lapisan antipanas.
Karena
mahal dan langkanya bahan serta berubahnya preferensi konsumen, kini sudah
jarang orang menggunakan sirap sebagai penutup atap.
2. Genteng Tanah
Liat
Genteng
tanah liat dengan bermacam variasinya merupakan bahan atap yang paling banyak
dipakai. Genteng jenis ini sangat awet karena tidak dapat lapuk, terbakar atau
dirusak serangga. Bila jenis material dan pemrosesannya bagus, genteng tanah
liat sangat sedikit memerlukan perawatan.
Genteng tanah liat memiliki beberapa
kelemahan:
- genteng tanah liat dapat sangat berat sehingga membutuhkan papan pendukung yang lebih kuat.
- warna genteng dapat memudar atau menghitam setelah sekian lama. Genteng jenis baru yang diproses dengan suhu tinggi dan berglazur warnanya lebih permanen.
- relatif rapuh, dapat pecah bila Anda menginjaknya. Hal ini membuat perawatannya lebih sulit.
3. Genteng Beton
Genteng
beton biasanya dibuat dari semen yang diperkuat dengan serat dan aditif
tertentu. Beberapa produk dilapisi dengan plastik, enamel, logam tipis, dan
material lainnya. Genteng beton sangat awet karena tahan api, pelapukan
dan serangga. Bentuk dan warnanya yang variatif juga menarik secara penampilan.
Kelemahan utama genteng beton adalah bobotnya yang berat (lebih berat dari
genteng tanah liat) dan harganya yang lebih mahal.
4. Genteng metal
Genteng
metal, sesuai namanya, terbuat dari logam antikarat. Bentuknya bisa dibuat
seperti sirap, genteng beton atau genteng tanah liat. Genteng jenis ini juga
awet, anti api dan bebas perawatan. Berbeda dengan seng yang biasa kita kenal,
genteng metal memantulkan panas sehingga menjaga rumah tetap sejuk. Genteng
metal juga ramah lingkungan karena terbuat dari material yang dapat didaur
ulang. Karena berbobot ringan, genteng metal tidak membutuhkan dudukan atap
yang kuat.
Kelemahan
utama genteng metal adalah harganya yang sangat mahal dibandingkan alternatif
lain. Namun, hal itu sebanding dengan keawetannya.
5.Seng
Seng
adalah bahan penutup atap yang murah, ringan dan tahan lama. Seng terbuat dari
lembaran logam tipis bergelombang yang diikat satu sama lain dengan paku.
Kelemahan seng adalah sifatnya yang menahan panas, berkarat, kurang menarik
secara penampilan dan mudah terhempas angin.
6. Asbes
Asbes
memiliki karakteristik seperti seng yaitu murah, ringan dan tahan lama. Tidak
seperti seng, asbes tidak menyerap panas sehingga membuat rumah lebih sejuk.
Kelemahan asbes adalah penampilannya yang tidak menarik, mudah retak bila
terinjak dan dapat membahayakan kesehatan (memicu timbulnya kanker paru
mesothelioma).